Berita: Kuliah Tamu Bersama KH. Rogib Abdurrahman Ketua MUI Purbalingga
Sabtu, 12 Oktober 2024. Berdakwah ibarat berjalan di tempat terjal dan berliku untuk bertransaksi kepada Allah Subahanu wata’ala. Oleh karena itu, untuk menapaki jalan dakwah, hal pertama yang harus diperhatikan seorang dai adalah: semata-mata harus mengikhlaskan niat untuk mencari ridha Allah Ta’ala. Jika dakwah diniatkan untuk orientasi dunia, tentu hasilnya tidak akan maksimal, karena dakwah adalah medan yang sulit dan transaksi mulia yang tidak akan merugi sepanjang hayat.
Melihat pentingnya masalah ini, PPTQ Ibnu Mas’ud mengadakan kuliah tamu bersama ketua MUI Purbalingga, KH. Rogib Abdurrahman, untuk menjelaskan tentang urgensi, cara, serta medan dakwah secara umum dan khususnya di Purbalingga. Acara pun berjalan dengan lancar, penuh kesemangatan dan antusias para mahasantri dalam menyimak kajian tersebut.
Di antara isi kajian yang disampaikan yaitu: dalam dunia dakwah ada beberapa cara atau perspektif dakwah sebagaimana yang telah dijelaskan di dalam Al-Qur’an surat An-nahl ayat 125, artinya: ”Serulah manusia kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pengajaran yang baik dan berdebatlah dengan mereka dengan cara yang baik, sesungguhnya Tuhan-mu Dialah yang lebih mengetahui siapa yang sesat dari jalan-NYA dan Dialah yang lebih mengetahui siapa yang mendapat petunjuk”.
Dari ayat tersebut, dapat diambil kesimpulan bahwa terdapat 3 perspektif dakwah yang Allah sebutkan, yaitu;
1). Dengan Hikmah
Bagi seorang dai, mad’u atau obyek dakwah yang dihadapinya tidaklah selalu sama, bahkan seringkali berbeda-beda atau majmu’at, maka hal yang terpenting bagi seorang dai adalah berdakwah dengan hikmah supaya obyek dakwah bisa menerima dakwah dengan baik. Oleh karenanya, seorang dai harus paham obyek dakwahnya, kepada siapa ia akan berdakwah dan bagaimana cara ia berdakwah dengan hikmah.
2). Pengajaran Atau Tutur Kata Yang Baik
Seorang dai harus pandai mengolah kata, menyampaikan materi dengan bahasa atau tutur kata yang baik dan mudah dipahami; tidak menggunakan kata-kata kasar dan menyakiti obyek dakwah, sehingga dengan tutur kata yang baik dan sopan dakwah Islam akan mudah diterima.
3). Berdebat Dengan Cara Yang Baik
Dalam menapaki jalan dakwah, tidak menutup kemungkinan ada obyek dakwah yang menentang atau tidak selaras dengan apa yang disampaikan, maka hal yang harus dilakukan oleh seorang dai adalah mendebatnya dengan cara yang baik dan memperhatikan adab adabnya, yaitu: dengan perkataan yang sopan, baik, dan tidak menyakiti obyek dakwah. Untuk itu, ketiga poin ini merupakan perkara penting yang harus diperhatikan oleh seorang dai agar dakwahnya dapat diterima dengan baik.
Semoga Allah memberikan keistiqamahan pada PPTQ Ibnu Mas’ud, pemateri dan para mahasantri untuk terus berdakwah, menyeru dan menjayakan bangsa serta agama Islam ini, aamin ya Rabb. [Muhammad Zidan Alfawwazi]
Komentar Terbaru