Khutbah Ringkas: 4 Amalan Penghapus Dosa Manusia
4 Amalan Penghapus Dosa Manusia
Oleh: Avdal Lulhadi
(Mahasantri PPTQ Ibnu Mas’ud, Semester 3)
Manusia adalah makhluk ciptaan Allah yang diciptakan dengan kesempurnaan yang luar biasa. Sebagai makhluk yang sempurna, Allah meciptakan kita dengan dua hal penting yang dapat membedakan diri kita dengan malaikat ataupun binatang, yaitu akal dan hawa nafsu. Sehingga, derajat kemuliaan seseorang dapat dinilai dari sejauh mana ia mampu mengendalikan akal dan hawa nafsunya.
Para ulama menjelaskan bahwa akal memiliki tabiat yang mendorong manusia dalam kebaikan, sedangkan hawa nafsu akan mendorong manusia untuk melakukan sebuah kemaksiatan. Untuk itu, akal dan hawa nafsu akan selalu berlawanan; jika akal menang melawan hawa nafsu, maka ia akan beruntung. Namun sebaliknya, jika hawa nafsu mengalahkan akal, maka ia akan merugi.
Dalam kondisi terkalahkan hawa nafsu, ditambah adanya tabiat manusia yang tidak luput dari lupa dan kesalahan, Islam telah memberi jalan untuk dapat menghapus dosa-dosa yang telah diperbuatnya. Di antara jalan tersebut adalah sebagai berikut ini:
- Taubat
Para ulama menjelaskan bahwa taubat adalah menyesali perbuatan buruk dan kemaksiatan yang telah diperbuat. Kemaksiatan tersebut perlu untuk disesali, karena ia akan membawa seseorang kepada kehancuran. Sedangkan, Allah telah menjanjikan pengampunan kepada siapa saja yang ingin bertaubat ke pada-Nya. Hal ini sebagaimana firman Allah dalam surat At-Tahrim: 8,
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ تُوبُوٓا۟ إِلَى ٱللَّهِ تَوْبَةً نَّصُوحًا عَسَىٰ رَبُّكُمْ أَن يُكَفِّرَ عَنكُمْ سَيِّـَٔاتِكُمْ وَيُدْخِلَكُمْ جَنَّٰتٍ تَجْرِى مِن تَحْتِهَا ٱلْأَنْهَٰرُ
“Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubat nasuha (taubat yang semurni-murninya). Mudah-mudahan Rabbmu akan menutupi kesalahan-kesalahanmu dan memasukkanmu ke dalam jannah yang mengalir di bawahnya sungai-sungai”
Dalam ayat ini, Allah menyebutkan tentang perlunya melakukan taubat nasuha. Di mana arti dari taubat nasuha sendiri adalah benar-benar menyesali dosa-dosa yang telah dilakukan, dan berniat dengan kuat untuk tidak mengerjakannya kembali. Jika dosa tersebut berhubungan dengan hak manusia, maka ia harus meminta maaf dan mengembalikan hak yang telah ia ambil.
Selain itu, dari ayat tersebut kita juga dapat merenungkan, bahwa Allah tidak menyebut, “wahai orang-orang kafir” atau “wahai seluruh manusia”, namun Allah menyebut, “wahai orang-orang beriman”, yang berarti bahwa orang-orang beriman tidak tertutup kemungkinan berbuat salah atau bahkan terjatuh ke dalam kemaksiatan. Maka, taubat tidak hanya bagi mereka yang melakukan kekufuran kepada Allah, akan tetapi taubat terbuka bagi semua yang mengakui dirinya sebagai seorang manusia.
- Istighfar
Di dalam bahasa Arab istighfar bermakna thalabul maghfirah, yang artinya meminta ampunan. Di mana dalam kehidupan dunia ini, hanya ada dua pengharapan yang tentu sangat kita inginkan, yaitu ampunan Allah dan ridha-Nya. Ampunan-Nya menjadi sebab kita terbebas dari api neraka, sedangkan ridha-Nya menjadi sebab kita masuk surga. Jika bukan dua hal itu, lantas apalagi yang kita harapkan dari-Nya!
Melihat pentingnya hal itu, kita dapat meneladani seorang nabi teramat mulia, manusia pilihan Allah, yaitu Nabi Muhammad SAW, di mana setiap harinya beliau tidak pernah luput dari beristighfar sebanyak 70 hingga 100 kali. Meskipun beliau adalah nabi yang maksum, sudah terjamin dan diampuni dosa-dosanya, namun beliau tidak pernah lupa dan terus mengharap ampunan dan ridha dari-Nya.
Selain itu, istighfar juga memiliki banyak sekali keutamaan, di antaranya yaitu, sebagai penghapus dosa, dapat memberi jalan keluar dari kesulitan dan membuka pintu rezeki seseorang. Hal ini sebagaimana sabda nabi riwayat Abu Dawud dan Ahmad:
مَنْ أَكْثَرَ مِنْ الِاسْتِغْفَارِ؛ جَعَلَ اللَّهُ لَهُ مِنْ كُلِّ هَمٍّ فَرَجًا، وَمِنْ كُلِّ ضِيقٍ مَخْرَجًا، وَرَزَقَهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ
“Barang siapa memperbanyak istighfar; niscaya Allah memberikan jalan keluar bagi setiap kesedihannya, kelapangan untuk setiap kesempitannya dan rizki dari arah yang tidak disangka-sangka”
- Amal kebaikan
Ini merupakan salah satu bentuk ke-Maha Pemurahan Allah Subhanahu wata’ala, karena ketika seseorang melakukan amalan kebaikan, di satu sisi ia akan mendapatkan pahala atas amalannya, dan di sisi lain Allah akan menghapuskan dosa-dosa yang pernah ia lakukan karena amalan baik tersebut.
Misalnya, di antara amal kebaikan yang sering kita lakukan adalah shalat. Selain mendapatkan pahala dari Allah, shalat juga dapat menghapus dosa-dosa yang telah kita perbuat. Hal ini sebagaimana sabda Rasulullah dalam riwayat Muslim:
الصَّلَوَاتُ الخَمْسُ ، وَالجُمُعَةُ إِلَى الجُمُعَةِ ، وَرَمَضَانُ إِلَى رَمَضَانَ ، مُكَفِّراتٌ مَا بَيْنَهُنَّ إِذَا اجْتُنِبَتِ الكَبَائِرُ
“Shalat lima waktu, Jumat ke Jumat, dan Ramadhan ke Ramadhan adalah penghapus dosa-dosa yang di antara semua itu, jika dosa-dosa besar dijauhi”
- Musibah
Syakhul Islam Ibnu Taimiyyah pernah menyebutkan dalam kitab Majmu’-nya, bahwa seseorang tidak akan kekal di neraka, selama ia melakukan amalan-amalan yang menghalanginya dari kekalnya neraka. Kemudian beliau menyebutkan salah satu bentuknya adalah ridha dan sabar ketika mendapatkan musibah.
Musibah adalah segala sesuatu yang diderita oleh seseorang dari keresahan hati, kesedihan, dan cobaan baik dari sisi harta, kehormatan, anggota badan, atau lain sebagainya. Musibah merupakan salah satu hadiah dari Allah yang datangnya tidak dapat diprediksi dan tidak dapat dipilih mana yang ringan dipikul atau mana yang berat dipikul.
Namun demikian, ada dua kemungkinan seseorang tertimpa musibah, pertama: musibah menghampiri seseorang karena ia lalai dari perintah Allah. Kedua: musibah yang dihadapi merupakan sebuah ujian bagi orang taat kepada Allah, untuk mengetahui seberapa tawakalnya ia kepada Allah. Untuk itu, marilah kita senantiasa mengoreksi diri kita agar segala yang menimpa kita adalah bentuk dari kasih sayang Allah, bukan karena kemarahan-Nya.
Penutup
Demikianlah 4 amalan penghapus dosa yang secara sadar atau tidak sadar hendaknya senantiasa kita lakukan, yaitu dengan bertobat kepada Allah, memohon ampunan kepadanya, senantiasa melakukan amal kebaikan, dan juga bersabar atas segala musibah yang menimpa kita. Semoga amalan-amalan ini dapat memasukkan kita semua ke dalam golongan yang mendapat ampunan dan ridha-Nya, Amin ya Rabbal ‘Alamin.
gambar dari:
Komentar Terbaru