Ustadzah Uswatun Beberkan Cara-cara Jadikan Anak Shalih kepada Wali Santri Rumah Qur’an Najwa Ash Shillah

Purbalingga (9/8/2022)– Mempunyai anak shalih dan shalihah adalah dambaan setiap orang tua. Karena mereka adalah aset tak ternilai dunia dan akhirat. Ternyata prosesnya diawali sejak anak dalam kandungan.

“Perdengarkan suara karena ia bisa mendengarmu saat di dalam kandungan. Menurut Dr Richard W, janin dapat merespon suara sejak usia 25 minggu,” kata Ustadzah Uswatun Hasanah, Kepala PAUD Terpadu dan Percontohan Al Hikmah Purbalingga saat mengisi pengajian wali santri RQ (Rumah Qur’an) Najwa Ash Shillah, Desa Gemuruh, Padamara, Ahad (7/8).

Menurut Uswatun, suara ibu merangsang daya kembang otak. “Perdengarkan Al Qur’an, sentuhlah dengan cinta, serta perbanyaklah ibadah dan doa untuk anak kita yang masih di dalam kandungan itu,” pesannya.

Setelah anak lahir, lanjut Uswatun, berilah ASI sampai usia 2 tahun. Hal itu sesuai perintah Allah dalam QS Al Baqoroh 233 dan QS At Tholaq ayat 6. WHO juga telah mengeluarkan kebijakan International Code of Marketing of Breast Milk Subsitutes memberikan rekomendasi menyusui sebaiknya dilakukan selama 2 tahun.

“Amir bin Abdullah berkata, janganlah engkau menyusui bayimu seperti hewan menyusui anaknya karena kasih sayang. Akan tetapi susuilah bayimu dengan niat mengharap ridho Allah dan dengan susuan itu dia menjadi makhluk yang mentauhidkan Allah. Mendekatlah agar ia dekat denganmu karena dia adalah anakmu ” ujarnya.

Sementara pada saat memasuki tahun-tahun emas, ajarkan anak melihat yang tepat. Hadirkan wajah orang tua yang ceria, rajut kedekatan orang tua dengan anak, perhatikan apa yang dia dengar, bantulah anak untuk mendengar perkara-perkara yang baik.

“Ajarkan bertutur kalimat tauhid, kenalkan Rabb-nya sejak dini. Anak memiliki rasa ingin tahu luar biasa karena itu beri penjelasan tentang Allah. Lantas bagaimana agar anak mencintai Allah? Ajarkan doa yang merupakan sebuah kebutuhan, tanamkan keimanan, Allah mencintai anak yang shalih,” ujarnya.

Kenalkan juga anak dengan Rasul-Nya, kenalkan Al Qur’an. Yahya Al Ghutsani mengatakan, jika seorang anak itu telah menghafal Al Qur’an sejak kecil maka Al Qur’an itu bercampur dengan daging dan darah mereka. Ajarkan Al Qur’an dengan cara menyenangkan.

“Orang tua sering memberi toleransi anak yang belum mau shalat. Kalau mereka menyia-nyiakan shalat pasti mereka menyia-nyiakan yang lain. Bagaimana cara mengajarkan shalat? Ajarkan tata cara shalat. Jelaskan mengapa harus shalat. Ajak shalat bersama. Belikan perlengkapan shalat yang menarik. Ajak shalat jamaah ke masjid,” katanya.

Ustadzah Uswatun mengingatkan orang tua untuk memberi tauladan yang baik, tauladan di setiap keadaan. Mendidik dengan adab.Karena dengan mempelajari adab, engkau mudah memahami ilmu. Adab diperkenalkan sejak dini agar anak tidak tumbuh menjadi pribadi yang buruk seperti marah, sensitif, mudah terpancing dan keras kepala.

“Bagaimana cara mendidik adab? Tiada dusta di antara kita. Biasakan 4 kata super: maaf, tolong, permisi dan terima kasih. Akrabkan dengan 7 kalimat dahsyat: bismillah, alhamdulillah, Allahu akbar subhanallah, astaghfirullah, laailaha illallah, laa haulaa walaa quwwata illa billah. Akrabkan anak dengan adab harian,” katanya.

Ustadzah Uswatun juga mengajak orang tua mengajarkan anak untuk berbakti kepada orang tua. Jelaskan mengapa harus berbakti pada orang tua, seperti dalam QS An Nisa ayat 36 dan QS Al Ahqof ayat 15. Ajarkan berkata santun pada orang tua. Jangan doakan keburukan padanya dan adakan waktu untuk mereka.

Kepala RQ Najwa Ash Shillah, Ustadz Iqbal Faqihuddin mengatakan, pengajian wali santri tersebut diadakan rutin sebulan sekali dengan pemberi materi berganti-ganti.

“Tujuannya adalah sharing atau berbagi ilmu kepada wali santri, ajang
silaturrahmi antar wali santri dan para ustadz-ustadzah, serta ajang komunikasi antara wali santri dengan RQ,” ujarnya.(ais)

You may also like...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *